Senin, 21 November 2011

KEMILAU SI KUNING

SMS masuk dari teman lama : jual logam mulia (LM) sertifikat Antam 5 gr seharga Rp1,7 juta. Berminat? Hubungi saya. Kontan saja saya nyatakan minat. Harga emas Antam saja saat itu Rp2,2 juta untuk kemasan 5 gr. Selisih Rp500 ribu. Betul-betul menggiurkan, batin saya.

Pertemuan pun terjadi. Kami melewatkan diskusi di warkop selama sepeminuman kopi (seperti cerita silat Wiro Sableng ya, tapi karena sedang ngopi maka standarnya kopi, hehe..). Pembicaraan komplit mulai dari berkebun emas, ambil pembiayaan bank jaminan emas, bisnis properti, hingga sistem perbanyakan emas yang dia kembangkan. Dia juga menamakan berkebun emas dengan panen setiap bulan. Ide yang paten!

Sistemnya member get member. Jika membawa 2 orang, kita bisa beli emas seharga Rp1,7 juta per 5 gr. Bukti kepemilikan sertifikat gadai di salah satu bank syariah yang sudah atas nama kita. Ada risiko? Jelas ada.. member sudah harus membayar Rp1,7 juta sementara emasnya masih harus ditebus Rp1,9 juta jika tidak mampu menghadirkan 2 orang member. Walhasil harus siap membayar Rp3,6 juta untuk LM seberat 5 gr. Rugi? Tidak rugi rugi amat. Bukankah emas selalu mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan nilai uang.

Penemunya kreatif juga ya. Dia sudah memiliki fresh money terlebih dahulu sehingga bisa memutar lagi untuk membeli LM. Bayangkan untuk menebus LM di bank syariah hanya membutuhkan Rp1,9 juta sementara pundi-pundi kasnya sudah bertambah Rp5,1 juta. Ide yang cemerlang. Bisnis ini akan terhenti di orang terakhir jika penemunya tidak lagi mendapat suplay LM dari Antam sehingga meskipun mendapatkan 2 orang down line, tidak ada lagi yang bisa diperdagangkan. Tapi namanya juga investasi, high risk high return.

Mau yang lebih safety? Ikuti cara berkebun emas versi foundernya, Pak Rully Kustandar. Sangat muantap untuk menjaga kekayaan kita. What ever your choice, yang penting kemauan untuk investasikan si kuning. Asal jangan gigi yang dikuningkan, hehe.. Do it now!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar